This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Saturday, May 19, 2012

FUNGSI MENU INSERT DI MICROSOFT OFFICE WORD




FUNGSI MENU INSERT DI MICROSOFT OFFICE WORD
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok  mata kuliah  “ Menejemen Teknologi ”
Dosen Pembimbing : M. B. Fachrurozi, M.Si







Oleh :
Kelompok : 2
1. Andi Imran Paturusi  (11210096)
2. Fathun Bari    (11210121  )
3. ()
4. ()
JURUSAN AL- AKHWAL AL-SYAKHSHIYAH FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI  MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2011
FUNGSI MENU INSERT DALAM MICROSOFT OFFICE WORD 2007

1. PAGE
a. Cover page
Cover page adalah menu untuk membuat cover yang contentnya sudah disediakan. Di dalamnya banyak pilihannya, tergantung selera kita pilih yang mana.
b. Blank page
Menu ini untuk menambahkan halaman baru yang masih kosong.
c. Page break
Menu ini untuk mengakhiri sebuah halamn, atau memulai pada halaman baru.

2. TABLE
a. Insert table  : Menu ini berguna untuk menyisipkan tabel kedalam dokumen, jika biasanya diMicrosoft Word 2003/XP kita bisa menjumpainya di Menu Table – Insert Table, tetapi di Microsoft Office Word 2007 kita bisa menjumpainya di Tab Menu Insert, kemudian pilih Simbol Table, seperti terlihat pada gambar berikut:



b. Excel,menu ini juga sama dengan menu sebelumnya, yaitu untuk memasukkan table. Perbedaannya yaitu dalam menu ini kita dapat menggunakan fungsi – fungsi yang ada pada officeexcel.
c. Quick table, dalam menu ini terdapat borderan table – table yang telah disediakan software Microsoft office.

3. ILLUSTRATION
a. Picture
Pokoknya semua sisipan gambar di Microsoft Word 2003/XP yang tadinya terangkum dalam Insert – Picture, sekarang di Microsoft Office Word 2007 di sejajarkan dengan tanda simbol gambar yang menunjukkan kegunaanya. Mari kita lihat secara seksama gambar dibawah ini:


Menu Picture diatas adalah sebagai ganti Menu Insert - Pictures – From Fileyang ada di Microsoft Word 2003/XP.

b. Clipart
Menu ClipArt sama fungsinya dengan yang ada di Microsoft Office 2003/XP, yaitu untuk menyisipkan gambar bawaan Microsoft Office yang biasanya berbentuk Kartun. Silahkan Coba klik ClipArt, maka akan muncul gambar seperti berikut:



Maka otomatis akan muncul jendela Taskpane disebelah kanan Layar monitor anda. Tinggal Klik GO untuk menampilkan semua gambar, kemudian pilih gambar untuk menyisipkan. Akan tampil gambar di lembar kerja anda, seperti terlihat gambar dibawah:



Jika anda klik gambar yang ada di lembar kerja anda, maka otomatis akan muncul Tab Menu baru di ujung paling Kanan disebelah Tab Menu View. Pada Contoh gambar diatas adalah Tab Menu Picure Tools – Format, yang berguna untuk melakukan pengaturan pada gambar.

c. Shapes
Menu SHAPES berguna untuk menyisipkan bermacam-macam Objek bangun/Ruang, untuk lebih jelaskan perhatikan saja gambar dibawah ini:





d. Chart
Menu Chart berguna untuk menyisipkan Grafik, tidak ada perubahan yang signifikan pada menu ini, hanya saja tampilan di Microsoft Office Word 2007 lebih mantap…..




4. LINKS
a. Hyperlink  : Hyperlink digunakan untuk menghubungkan teks atau teks terpilih dengan file lain. Bahkan, user bisa menautkan teks terpilih dengan bagian tertentu di situs web.
b. Bookmark : Bookmark digunakan untuk membuat penanda buku atau sebagai halaman favorit. Disini user diminta untuk melakukan setting terhadap file yang ingin dijadikan sebagai penanda buku atau halaman favorit dari teks atau objek terpilih.
c. Cross-reference : Cross-reference digunakan untuk membuat referensi atau rujukan antar file. Dengan fasilitas ini user dapat membuat rujukan ke footnote atau endnote tertentu di suatu halaman.

5. HEADER AND FOOTER
a. Header
Jika diperhatikan ke kiri dari Footer maka kita akan menjumpai pasanganya, yaitu menu Header yang berguna untuk Menyisipkan sesuatu di bagian Atas Dokumen lembar kerja anda.



b. Footer
Jika diperhatikan ke kiri dari Page Number maka anda akan menemukan menuFooter yang berguna untuk Menyisipkan sesuatu di bagian bawah Dokumen lembar Kerja anda.








c. Page Number
Jika anda melakukan perjalanan ke sebelah kiri lagi dari menu Text Box, maka anda akan menemukan Page Number yang berguna untuk menyisipkan Nomor Halaman.




6. TEXT
a. Text box
Jika anda kesamping kiri sedikit dari Menu WordArt maka anda akan menemukan Menu Text Box. Menu Text Box digunakan untuk menyisipkan text yang akan ditempatkan didalam box/kotak.



b. Quick Parts : merupakan menu yang menyediakan perintah-perintah, antara lain : (1) Autotext digunakan untuk mengatur teks otomatis, (2) Document Property untuk mengatur atribut dokumen [titel, tag, dll] (3) Field digunakan untuk menyisipkan Field atau judul tabel [dapat diset sebagai nomor otomatis sebagaimana di Access dan di Excel] (4) Building Blocks Organizer digunakan untuk mengatur seputar partikulasi Quick Parts (5) Save Selection to Quick Parts Gallery digunakan untuk menyimpan pemformatan dari teks terpilih ke dalam Quick parts Gallery.

c. Word Art

Menu WordArt berguna untuk menyisipkan Text berupa gambar, buat anda yang sudah biasa menggunakan di Microsoft Word 2003/XP mungkin tidak asing lagi, namun biasanya untuk menemukan dimana lokasi menu tersebut yang memakan waktu lama untuk mencarinya. Langsung saja masuk Tab Menu INSERT, di area sebelah kanan atas akan terlihat gambar seperti berikut:




d. Drop Cap
Jika kita tilik kebawah dari menu WordArt, maka kita bisa menjumpai Menu Drop Cap yang berguna untuk membuat karakter pertama menjadi huruf besar pada sebuah paragraf.

e. Signature line : Signature Line digunakan untuk menyisipkan anda tangan digital melalui layanan khusus yang disediakan Microsoft Corporation.

f. Date & time : Date & Time digunakan untuk menyisipkan tanggal dan waktu terkini sesuai dengan tanggal dan waktu yang berlaku dalam sistem. dengan ini user tidak perlu lagi mengutak-atik kalender atau bahkan membeli jam tangan hanya untuk membubuhkan tanggal dan waktu di surat undangan. Gunakan perintah ini untuk memasukkan waktu dan tanggal terkini di komputer.

g. Object :digunakan untuk menyisipkan objek embedded, berupa objek yang dapat dprogram sehingga dapat menjalankan script tertentu. Objek yang dapat disisipkan dari perintah ini harus berupa objek dengan ekstensi OLE atau Object Linked Embedded.

7. SYMBOL
a. Equation
Menu Equation digunakan untuk menyisipkan simbol-simbol Rumus, misalkan akar pangkat, dll. Menu tersebut bisa anda jumpai di pojok sebelah kanan atas dibawah tombol Close.



b. Symbol : digunakan untuk menyisipkan karakter khusus.

ingin uang cuma-cuma, clikck gambar di bawa..!!! :D


INGKAR SUNNAH

A. Pengertian Ingkar sunnah terdiri dari dua kata yaitu Ingkar dan Sunnah. Ingkar, Menurut bahasa, artinya “menolak atau mengingkari”, berasal darikata kerja, ankara-yunkiru. Sedangkan Sunnah, menurut bahasa mempunyai beberapa arti diantaranya adalah, “jalan yang dijalani, terpuji atau tidak,” suatu tradisi yang sudah dibiasakan dinamai sunnah, meskipun tidak baik. Secara definitif Ingkar al-Sunnah dapat ddiartikan sebagai suatu nama atau aliran atau suatu paham keagamaan dalam masyarakat Islam yang menolak atau mengingkari Sunnah untuk dijadikan sebagai sumber san dasar syari’at Islam. Secara bahasa pengertian hadits dan sunnah sendiri terjadi perbedaan dikalangan para uama, ada yang menyamakan keduanya dan ada yang membedakan. Pengertian keduanya akan disamakan seperti pendapat para muhaditsin, yaitu suatu perkataan, perbuatan, takrir dan sifat Rauslullah saw. Sementara Nurcholis Majid berpendapat bahwa yang terjadi dalam sejarah Islam hanyalah pengingkaran terhadap hadits Nabi saw, bukan pengingkaran terhadap sunnahnya. Norcholis Majid membedakan pengertian hadits dengan Sunnah. Sunnah menurut beliau adalah pemahaman terhadap pesan atau wahyu Allah dan teladan yang diberikan Rasulullah dalam pelaksanaannya yang membentuk tradisi atau sunnah. Sedangkan hadits merupakan peraturan tentang apa yang disabdakan Nabi saw. atau yang dilakukan dalam praktek atau tindakan orang lain yang di diamkan beliau (yang diartikan sebagai pembenaran). Kata “Ingkar Sunnah” dimaksudkan untuk menunjukkan gerakan atau paham yang timbul dalam masyarakat Islam yang menolak hadits atau sunnah sebagai sumber kedua hukum Islam. Menurut Imam Syafi’I, Sunnah Nabi saw ada tiga macam: 1. Sunnah Rasul yang menjelaskan seperti apa yang di nash-kan oleh al-Qur’an. 2. Sunnah Rasul yang menjelaskan makna yang dikehendaki oleh al-Qur’an. Tentang kategori kedua ini tidak ada perbedaan pendapat dikalangan ulama. 3. Sunnah Rasul yang berdiri sendiri yang tidak ada kaitannya dengan al-Qur’an.

B. Sejarah Ingkar Sunnah 1. Ingkar Sunnah Pada Masa Periode Klasik Pertanda munculnya “Ingkar Sunnah” sudah ada sejak masa sahabat, ketika Imran bin Hushain (w. 52 H) sedang mengajarkan hadits, seseorang menyela untuk tidak perlu mengajarkannya, tetapi cukup dengan mengerjakan al-Qur’an saja. Menanggapi pernyataan tersebut Imran menjelaskan bahwa “kita tidak bisa membicarakan ibadah (shalat dan zakat misalnya) dengan segala syarat-syaratnya kecuali dengan petunjuk Rasulullah saw. Mendengar penjelasan tersebut, orang itu menyadari kekeliruannya dan berterima kasih kepada Imran. Sikap penampikan atau pengingkaran terhadap sunnah Rasul saw yang dilengkapi dengan argumen pengukuhan baru muncul pada penghujung abad ke-2 Hijriyah pada awal masa Abbasiyah. Di Indonesia, pada dasawarsa tujuh puluhan muncul isu adanya sekelompok muslim yang berpandangan tidak percaya terhadap Sunnah Nabi Muhammad SAW. Dan tidak menggunakannya sebagai sumber atau dasar agama Islam. Pada akhir tujuh puluhan, kelompok tersebut tampil secara terang-terangan menyebarkan pahamnya dengan nama, misalnya, Jama’ah al-Islamiah al-Huda, dan Jama’ah al-Qur’an dan Ingkar Sunnah, sama-sama hanya menggunakan al-Qur’an sebagai petunjuk dalam melaksanakan agama Islam, baik dalam masalah akidah maupun hal-hal lainnya. Mereka menolak dan mengingkari sunnah sebagai landasan agama. Imam Syafi’i membagi mereka kedalam tiga kelompok, yaitu : 1. Golongan yang menolak seluruh Sunnah Nabi SAW. 2. Golongan yang menolak Sunnah, kecuali bila sunnah memiliki kesamaan dengan petunjuk al-Qur’an. 3. Mereka yang menolak Sunnah yang berstatus Ahad dan hanya menerima Sunnah yang berstatus Mutawatir. Dilihat dari penolakan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok pertama dan kedua pada hakekatnya memiliki kesamaan pandangan bahwa mereka tidak menjadikan Sunnah sebagai hujjah. Para ahli hadits menyebut kelompok ini sebagai kelompok Inkar Sunnah. Argumen kelompok yang menolak Sunnah secara totalitas Banyak alasan yang dikemukakan oleh kelompok ini untuk mendukung pendiriannya, baik dengan mengutip ayat-ayat al-Qur’an ataupun alasan-alasan yang berdasarkan rasio. Diantara ayat-ayat al-Qur’an yang digunakan mereka sebagai alasan menolak sunnah secara total adalah surat an-Nahl ayat 89 : ﻮﻨﺰﻠﻨﺎ ﻋﻠﻳﻚ ﺍﻠﮑﺘﺎﺏ ﺘﺑﻴﺎﻨﺎ ﻠﮑﻞ ﺸﺊ “Dan kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu….” Kemudian surat al-An’am ayat 38 yang berbunyi: ...ﻤﺎﻓﺮﻄﻨﺎ ﻔﻰ ﺍﻠﺘﺎﺐ ﻤﻦ ﺷﺊ.... “…Tidaklah kami alpakan sesuatu pun dalam al-Kitab…” Menurut mereka kepada ayat tersebut menunjukkan bahwa al-Qur’an telah mencakup segala sesuatu yang berkenaan dengan ketentuan agama, tanpa perlu penjelasan dari al-Sunnah. Bagi mereka perintah shalat lima waktu telah tertera dalam al-Qur’an, misalnya surat al-Baqarah ayat 238, surat Hud ayat 114, al-Isyra’ ayat 78 dan lain-lain. Adapun alasan lain adalah bahwa al-Qur’an diturunkan dengan berbahasa Arab yang baik dan tentunya al-Qur’an tersebut akan dapat dipahami dengan baik pula. Argumen kelompok yang menolak hadits Ahad dan hanya menerima hadits Mutawatir. Untuk menguatkan pendapatnya, mereka menggunakan beberapa ayat al-Qur’an sebagai dallil yaitu, surat Yunus ayat 36: ﻮﺍﻦ ﺍﻠﻈﻦ ﻻﻴﻐﻨﻰ ﻤﻦ ﺍﻠﺤﻖ ﺸﻴﺌﺎ “…Sesungguhnya persangkaan itu tidak berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran”. Berdasarkan ayat di atas, mereka berpendapat bahwa hadits Ahad tidak dapat dijadikan hujjah atau pegangan dalam urusan agama. Menurut kelompok ini, urusan agama harus didasarkan pada dalil yang qath’I yang diyakini dan disepakati bersama kebenarannya. Oleh karena itu hanya al-Qur’an dan hadits mutawatir saja yang dapat dijadikan sebagi hujjah atau sumber ajaran Islam. 2. Ingkar Sunnah pada Periode Modern Tokoh- tokoh kelompok Ingkar Sunnah Modern (akhir abad ke-19 dan ke-20) yang terkenal adalah Taufik Sidqi (w. 1920) dari Mesir, Ghulam Ahmad Parvez dari India, Rasyad Khalifah kelahiran Mesir yang menetap di Amerika Serikat, dan Kasasim Ahmad mantan ketua partai Sosialis Rakyat Malaysia. Mereka adalah tokoh-tokoh yang tergolong pengingkar Sunnah secara keseluruhan. Argumen yang mereka keluarkan pada dasarnya tidak berbeda dengan kelompok ingkar sunnah pada periode klasik. Tokoh-tokoh “ Ingkar Sunnah “ yang tercatat di Indonesia antara lain adalah Lukman Sa’ad (Dirut PT. Galia Indonesia) Dadang Setio Groho (karyawan Inilever), Safran Batu Bara (guru SMP Yayasan Wakaf Muslim Tanah Tinggi) dan Dalimi Lubis (karyawan kantor Departemen Agama Padang Panjang). Sebagaimana kelompok ingkar sunnah klasik yang menggunakan argumen baik dalil naqli maupun aqli untuk menguatkan pendapat mmereka, begitu juga kelompok ingkar sunnah Indonesia. Diantara ayat-ayat yang dijadikan sebagai rujukan adalah surat an-Nisa’ ayat 87 : ﻮَﻤﻦ ﺍﺼﺪﻖ ﻤﻦ ﺍﷲ ﺤﺪﻴﺜﺎ Menurut mereka arti ayat tersebut adalah “Siapakah yang benar haditsnya dari pada Allah”. Kemudian surat al-Jatsiayh ayat 6: ﻓﺒﺄﻱ ﺤﺪﻴﺚ ﺒﻌﺪ ﺍﷲ ﻮﺍﻴﺎﺗﻪ ﻴﺆﻤﻨﻮﻦ Menurut mereka arti ayat tersebut adalah “Maka kepada hadits yang manakah selain firman Allah dan ayat-ayatnya mereka mau percaya”. Selain kedua ayat diatas, mereka juga beralasan bahwa yang disampaikan Rasul kepada umat manusia hanyalah al-Qur’an dan jika Rasul berani membuat hadits selain dari ayat-ayat al-Qur’an akan dicabut oleh Allah urat lehernya sampai putus dan ditarik jamulnya, jamul pendusta dan yang durhaka. Bagi mereka Nabi Muhammad tidak berhak untuk menerangkan ayat-ayat al-Qur’an, Nabi Hanya bertugas menyampaikan.

C. Lemahnya Argumen Para Pengingkar Sunnah Ternyata argumen yang dijadikan sebagai dasar pijakan bagi para pengingkar sunnah memiliki banyak kelemahan, misalnya : 1. Pada umumnya pemahaman ayat tersebut diselewengkan maksudnya sesuai dengan kepentingan mereka. Surat an-Nahl ayat 89 yang merupakan salah satu landasan bagi kelompok ingkar sunnah untuk maenolak sunnah secara keseluruhan. Menurut al-Syafi’I ayat tersebut menjelaskan adanya kewajiban tertentu yang sifatnya global, seperti dalam kewajiban shalat, dalam hal ini fungsi hadits adalah menerangkan secara tehnis tata cara pelaksanaannya. Dengan demikian surat an-Nahl sama sekali tidak menolak hadits sebagai salah satu sumber ajaran. Bahkan ayat tersebut menekankan pentingnya hadits. 2. Surat Yunus ayat 36 yang dijadikan sebagai dalil mereka menolak hadits ahad sebagai hujjan dan menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan istilah zhanni adalah tentang keyakinan yang menyekutukan Tuhan. Keyakinan itu berdasarkan khayalan belaka dan tidak dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah. Keyakinan yang dinyatakan sebagai zhanni pada ayat tersebut sama sekali tidak ada hubungannya dan tidak da kesamaannya dengan tingkat kebenaran hasil penelitian kualitas hadits. Keshahihan hadits ahad bukan didasarkan pada khayalan melainkan didasarkan pada metodologi yang dapat dipertanggung jawabkan

A fair share

The old judge had been sick for three month. Many doctors tried to cure him; but he did not get better. One day he called his son, Abunawas.
“Abu, my time will come soon,” he said to his son. “King Aaron el Rasid will appoint you to to be my successor. Take it, if you think you can be a good judge. If think you can’t, leave it.”
Not long after that, Abus’ father passed away. Abunawas was so sad and confused. He was sad because he lost his father. He was confused because he did not want to replace his father’s position, but he had not had any good reason to refuse it yet.


One day he saw children playing with hobby-horse made of the midrib of a banana leaf. He made one and joined them. Finally, they went to the palace with their hobby-horse. Some minister saw Abunawas among the children. They thought that Abu was mad for his father had just died. They reported this to the king.
The king did not believe them, so he called Abu to come to the palace. When Abu came at the gate of the palace, a guard stopped him. “hey listen,” said the guard. “I’ll let you in if you promise me something”.
“Promise you what?” abu asked.
“Promise to give me half of anything that the king will give you”.
“OK, no problem,”said Abu. The guard let him pass the gate into the palace


When Abu was in front of the king, he bowed but did not say anything. The king asked him.
“Abu, will you be a judge like your father”.
Abu did not answer. The king became impatient and said loudly.
“Hey, Abu! do you hear me?”.
Abunawas did not say a word but began dancing. The king was then very angry and thought that Abu was crazy. He asked one of his guards to beat abu with a rattan stick twenty times. Abu was in pain but he tried not to cry or say a word.
“Now, go away,” said the king. Abu then left the palace in pain. When Abu got to the gate he picked up a stick and began to beat the guard ten times. He then left him for home.


The guard reported this to the king. The king was angry and ordered Abu to come to the palace again.
“Why did you beat this guard?” asked the king.
 Calmly Abu answered, “Yesterday, before I passed the gate he stopped me and made me to promise something”.
“What did he want you to promise?”
“He wanted me to give him half of anything that Your Majesty would give me. And yesterday you gave me twenty beats on my back. So I give him his share, ten beats on his back. It’s fair, isn’t it?”

PESANTREN DALAM MENGGAPAI “TANTANGAN” GLOBALISASI

Loyalitas yang tinggi terhadap seorang ustadz atau ustadzah itulah salah satu ciri yang mengakar kuat dalam nuansa Pondok Pesantren. Acap kali, orang yang melihat akan terheran ketika seorang kyai menyuruh santri mengerjakan sesuatu. Tanpa berfikir panjang para santri yang mendapat dawuh atau perintah tersebut, akan mengerjakan tugas yang diamanahkan. Santri terfikir sama sekali tentang imbalan. Keberkahan adalah yang sangat mereka harapkan. Ketika teguran datang dari seorang ustadz maka satu suku kata pun tidak terucap dari mulut para santri. Mereka menyadari dan merenung kesalahan yang dia perbuat. Para santri mencoba untuk mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang mereka perbuat. Hal ini bukan semata-semata absolutisme seorang ustadz atau kyai, tapi pendidikan yang yang mengajarkan betapa pentingnya tanggung jawab dan keberanian menghadapi resiko dari suatu perbuatan yang ditanamkan kepada para santrinya.

Kehidupan pesantren mengajarkan para santri untuk bertahan dalam menghadapi tantangan dalam kehidupan. Kehidupan santri utamanya di pesantren salafi1 mengajarkan santri untuk hidup mandiri. Tidak sedikit dari para santri yang harus hidup diantara “kekurangan”. Kondisi inilah yang menjadi mereka banyak tirakatnya. Dan tirakat itulah yang dijadikan sebagai senjata andalan bagi perasaan mereka ketika dilanda kekeringan kantong. Tanpa mengeluh sedikitpun. Meski demikian semangat untuk mencari ilmu tidak berkurang sama sekali. Mereka sangat percaya dengan apa yang dituturkan dalam kitab ta’limul muta’alim. Banyak berfoya-foya dalam menuntut ilmu hanya akan membuat ilmu tidak barokah dan otak tidak bisa berfikir. Mereka tetap bersabar dalam menuntut ilmu dalam kondisi apapun. Meski bangun dikala orang terlelap tidak menjadi beban sedikitpun. Meski mereka harus menahan kelopak mata agar tetap terbuka disaat kantuk menghantui, tidak membuat semangatnya redup. Berbekal sebuah kitab kuning yang bertuliskan arab tanpa harokat dan bolpion buntut mengais ilmu yang Alloh berikan lewat ulama-ulama terdahulu. Sebuah pemandangan yang indah dikala kita menyaksikan saat itu.

Membicarakan pesantren tidak lepas dari kehidupan madrasah. Satu hal yang agaknya tertinggal dari kehidupan mereka. Kemajuan teknologi tampaknya masih belum diperhatikan oleh mereka. Meskipun banyak pesantren yang sudah memiliki instansi pendidikan formal, tetapi sentuhan akan teknologi masih belum terasa. Banyak madrasah yang berdiri dibawah pesantren kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Kesannya masih masih dianaktirikan. Padahal kapasitasnya belum tentu dibawah sekolah-sekolah umum apabila mendapat fasilitas yang memadai. Kurikulum yang diajarkan dipesantren pun lebih beragam. Pendidikan agama mendapat jam-jam yang khusus tidak satu jam seperti sekolah pada umumnya. Akan tetapi mata pelajaran yang menjadi bahan ujian nasional juga tetap menjadi prioritas. Sampai saat ini memang madrasah belum mampu bersaing dengan sekolah lain dalam hal akademiknya maupun teknologinya. Hal ini berimbas pada kemampuan lulusannya. Kehidupan pesantren yang jauh dari kemajuan teknologi memang layak menjadi perhatian. Sederan prestasi yang dicapai pesantren mungkin hanya bergaung dalam lingkup para santri. Ironis memang, jika pesanteren tempat menuntut ilmu para santri yang notabandnya juga sebagai generasi penerus bangsa tidak menjadi perhatian sama sekali.

Di tengah kenidupan yang penuh pernik-pernik kemajuan teknologi masih banyak pesantren yang “gagap teknologi”. Wajar jika ada sebagian santri yang dikatakan susah membedakan antara eternit dan internet. Jika pendidikan umum menjadi perhatian yang serius bagi masyarakat, mengapa pesantren tidak? Pesantren dimata public hanya dijadikan sebagai sarana mencetak para dai atau pemuka agama dalam masyarakat. Lulusan dari pesantren hanya diprediksi berkutik di dua hal itu. Dan itulah yang terjadi di sebagian besar pesantren utamanya daerah didaerah pedesaan. Padahal pesantren atau madrasah sudah dapat menyeimbangkan antara pendidikan agama dan umum dilihat dari system kurikulumnya. Banyak langkah yang bisa ditempuh oleh pemerintah maupun pihak madrasah untuk mengembangkan pendidikan dimadrasah maupun pesantren.

1. Peningkatan Mutu Pengajar.

Sistem kurikulum di Madrasah sudah sangat baik. Sistem pengajaran yang mengarahkan siswa pada keseimbangan Intelektual, emosional dan spiritual sudah dimiliki. Tinggal bagaimana para guru-guru menyampaikan pada para siswanya. Jika para pengajar tidak berkompeten dalam bidangnya kemudian mengajar tentunya hasilnya juga tidak maksimal. Fenomena inilah yang masih ada dibeberapa madrasah. Orientasinya bukan memperoleh lulusan yang berprestasi tapi cukup semuanya lulus disaat ujian. Inilah yang harus diakui oleh sebagian besar madrasah. Peningkatan mutu pengajar harus ditingkatkan melalui penataran khusus. Kalau perlu bagi yang belum memperoleh gelar sarjana diberi subsidi untuk khusus untuk melanjutkan studinya.

2. Pemenuhan Sarana dan Prasarana yang Memadai.

Di madrasah pendidikan tentang komputer sudah diajarkan. Akan tetapi, itu hanya teori. Untuk mempraktekkan belum maksimal. Jumlah computer hanya satuan di gunakan untuk ratusan siswa. Padahal computer saat ini sudah menjadi kebutuhan utama disekolah-sekolah. Yang lebih ironis lagi jika suatu madrasah tidak memiliki laboratorium computer khusus. Belajar computer menjadi satu dengan ruang kantor. Jika berharap bahwa lulusan wajib belajar 15 tahun menghasilkan lulusan yang berkompeten pemerintah juga harus memperhatikan fasilitas di madrasah. Madrasah juga sebagai tempat menuntut ilmu dan ujiannya pun disamakan. Selain pemerintah , pihak madrasah juga harus menjemput bola dalam hal ini. Terlalu banyak berharap tanpa usaha yang jelas rasanya mustahil. Tidak mungkin pihak pemerintah tahu persis kondisi semua madrasah di nusantara. Pihak madrasah harus senantiasa berhubungan langsung dengan pemerintah lewat Departemen Agama. Pemerataan bantuan sarana harus terpenuhi. Biarlah sekolah maupun madrasah yang sudah maju tidak mendapat perhatian banyak, tapi madrasah yang masih tertinggal dimaksimalkan. Tentunya tidak mudah bagi pemerintah untuk menanamkan prinsip pemerataan ini.

3. Membina Hubungan dengan Sekolah Umum.

Kemajuan yang dicapai oleh sekolah umum seperti SMP dan SMA sudah tidak bisa dipungkiri. Berbeda halnya dengan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).Untuk setara saja masih terlalu berat. Oleh sebab itu belajar dari yang lebih baik adalah diperlukan. Ini dapat ditempuh dengan membina hubungan dengan sekolah umum agar madrasah bisa mengevaluasi kekurangan yang dimiliki. Langkah ini tidak terlalu berat bila dibandingkan dengan dua hal diatas. Akan tetapi hasil yang dicapai bisa lebih maksimal. Besarnya sebanding dengan kemauan pihak madrasah untuk mengadakan hubungan demi kemajuan. Utamanya belajar tentang cara pengajaran dan menejemennya. Jika belajar dari kurikulumnya jelas berbeda. Dan kurikulum itu tidak perlu untuk dirubah tapi diperbaikki cara pengajarannya.
Tiga langkah tersebut bila terpenuhi kapasitas dari madrasah setidaknya sudah bisa setara dengan sekolah umum. Lulusannya pun akan dapat bersaing dengan lulusan dari sekolah-sekolah umum. Image masyarakat yang memandang bahwa madrasah hanya sebagai pencetak pemuka agama dan pelarian bagi siswa yang tidak lolos seleksi disekolah favorit berangsur-angsur hilang.