1.
Sunnah yang
berkaitan dengan ihram
-
Mandi ketika
akan memulai ihram.
عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ: أَنَّهُ رَأَى
النَّبِيَّ تَجَرَّدَ لإِهْلاَلِهِ وَاغْتَسَلَ
"Dari Zaid
bin Tsabit Radhiallaahu anhu, bahwasanya dia pernah melihat Nabi Shalallaahu
alaihi wasalam menanggalkan pakaiannya untuk berihram dan beliau mandi."
قَالَتْ عَائِشَةُ : (كُنْتُ
أُطَيِّبُ رَسُوْلَ اللهِ لإِحْرَامِهِ حِيْنَ يُحْرِمُ وَلِحِلِّهِ قَبْلَ أَنْ
يَطُوْفَ بِالْبِيْتِ)
"'Aisyah
Radhiallaahu anha berkata: 'Aku pernah memakaikan wangi-wangian kepada
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam untuk ihramnya ketika akan memulai ihram,
dan setelah ber-tahallul sebelum beliau thawaf (ifa-dhah,-Pent) di
Baitullah."
-
Berihram dengan
mengenakan dua lembar kain ihram yang berwarna putih.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: (اِنْطَلَقَ
النَّبِيُّ مِنَ الْمَدِيْنَةِ بَعْدَ مَا تَرَجَّلَ وَادَّهَنَ وَلَبِسَ
إِزَارَهُ وَرِدَاءَهُ هُوَ وَأَصْحَابُهُ)
"Dari 'Abdullah bin 'Abbas Radhiallaahu
anhu ia berkata: 'Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bertolak dari Madinah setelah
menyisir rapi rambutnya, meminyakinya, dan mengenakan kain sarung ihram dan
kain penutup pundak-nya, beliau dan para Sahabatnya.'"
Adapun anjuran memakai kain ihram yang berwarna
putih berdasar-kan hadits 'Abdullah bin 'Abbas Radhiallaahu anhu , Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
اِلْبَسُوْا مِنْ ثِيَابِكُمْ الْبَيَاضَ
فَإِنَّهَا مِنْ خَيْرِ ثِيَابِكُمْ وَ كَفِّنُوْا فِيْهَا مَوْتَكُمْ
"Pakailah pakaianmu yang berwarna putih, karena sesungguhnya itulah
sebaik-baik pakaianmu, dan kafanilah padanya mayat-mayat kamu".
-
Shalat di wadi
'Aqiq bagi mereka yang berihram dari Dzul Hulaifah (Bir 'Ali).
-
Mengeraskan
suara ketika bertalbiyah, berdasarkan hadits as-Sa-ib bin Khallad Radhiallaahu
anhu , Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
أَتَانِى جِبْرٍيْلُ فَأَمَرَنِى أَنْ امُرَ أَصْحَابِى
أَنْ يَرْفَعُوْا أَصْواتَهُمْ بِالإِهْلاَلِ وَ التَّلْبِيَةِ
"Aku didatangi Jibril, lalu menyuruhku untuk memerintahkan kepada para
Sahabatku agar mengeraskan suara-suara mereka ketika ber-ihlal atau
bertalbiyah."
-
Bertahmid,
bertasbih, dan bertakbir sebelum ber-ihlal. Anas bin Malik Radhiallaahu anhu
berkata:
صَلَّى رَسُوْلُ اللهِ وَنَحْنُ مَعَهُ
بِالْمَدِيْنَةِ الظُّهْرَ أَرْبَعًا وَ الْعَصْرَ بِذِى الْحُلَيْفَةِ
رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ بَاتَ بِهَا حَتَّى أَصْبَحَ ثُمَّ رَكِبَ حَتَّى اسْتَوَتْ
بِهِ عَلَى الْبَيْدَاءِ حَمِدَاللَّهَ وَسَبَّحَ وَ كَبَّرَ ثُمَّ أَهَلَّ
بِحَجٍّ وَ عُمْرَةٍ
"Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam melaksanakan shalat Zhuhur di Madinah empat rakaat,
sedang kami bersama beliau, dan shalat 'Ashar di Dzul Hulaifah dua rakaat, lalu
beliau tidur di sana hingga keesokan harinya, kemudian beliau mengendarai
(untanya) hingga setelah berada di padang pasir terbuka, beliau memuji Allah,
bertasbih dan bertakbir, lalu beliau mengangkat suaranya untuk berihram haji
dan umrah."
-
Mengucapkan
talbiyah ihram (niat haji atau umrah) sambil menghadap ke arah kiblat. Hal ini
didasari hadits Nafi' maula 'Abdullah bin 'Umar Radhiallaahu anhu , dia
berkata:
كَانَ ابْنُ عُمَرَ إِذَا صَلَّى بِالْغَدَاةِ
بِذِى الْحُلَيْفَةِ أَمَرَ بِرَاحِلَتِهِ فَرُحِلَتْ ثُمَّ رَكِبَ فَإِذَا
اسْتَوَتْ بِهِ اسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ قَائِمًا ثُمَّ يُلَبِّى …. وَزَعَمَ
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ فَعَلَ ذَلِكَ
"Adalah
Ibnu 'Umar jika usai shalat di Dzul Hulaifah beliau memerintahkan untuk
dipersiapkan untanya, maka dipersiapkanlah untanya, kemudian beliau menaikinya,
jika telah berada diatasnya ia menghadap ke arah kiblat sambil berdiri lalu
mengucapkan talbiyah untuk ber-ihram …… dan dia berkata bahwasanya Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam berbuat demikian.
2.
Sunnah sunnah ketika memasuki kota makkah
Menginap
di sebuah tempat yang bernama Dzu Thuwa (jika memungkinkan,-Pent).
Mandi dalam rangka memasuki kota Makkah. Memasuki kota Makkah di siang hari. Ketiga hal diatas berdasarkan pada apa yang dikatakan oleh Nafi':
Mandi dalam rangka memasuki kota Makkah. Memasuki kota Makkah di siang hari. Ketiga hal diatas berdasarkan pada apa yang dikatakan oleh Nafi':
كَانَ ابْنُ عُمَرَ إِذَا دَخَلَ أَدْنَى
الْحَرَمِ أَمْسَكَ عَنِ التَّلْبِيَةِ ثُمَّ يَبِيْتُ بِذِى طُوَى ثُمَّ يُصَلِّى
بِهِ الصُّبْحَ وَ يَغْتَسِلُ وَ يُحَدِّثُ أَنَّ النَّبِيَّ كَانَ يَفْعَلُ
ذَلِكَ
"Adalah
Ibnu 'Umar h jika telah masuk dibagian pertama tanah suci (Makkah) ia berhenti
bertalbiyah, lalu bermalam di Dzu Thuwa, kemudian ia shalat Shubuh disana dan
mandi, ia menceritakan bahwasanya Nabi Shalallaahu alaihi wasalam -dahulu-
mengerjakan hal itu."
Memasuki kota Makkah dari bagian yang tinggi, berdasarkan hadits 'Abdullah bin
'Umar Radhiallaahu anhu, ia berkata:
كَانَ رَسُوْلُ اللَّهِ يَدْخُلُ مِنَ
الثَّنِيَّةِ الْعُلْيَا وَيَخْرُجُ مِنْ الثَّنِيَّةِ السُّفْلَى
"Adalah
Rasulullah memasuki (kota Makkah) dari daratan yang tinggi dan keluar
(meniggalkannya,-Pent) dari daratan yang rendah."
Mendahulukan
kaki kanan ketika memasuki Masjidil Haram, sambil mengucapkan do'a masuk
Masjid:
أَعُوْذُبِاللَّهِ الْعَظِيْمِ وَبِوَجْهِهِ
الْكَرِيْمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ، بِسْمِ
اللَّهِ اللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ، اللَّهُمَّ افْتَحْ لِى
أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
"Aku berlindung kepada Allah yang Maha
Agung, kepada wajah-Nya yang Mulia, dan kepada kekuasaan-Nya yang tidak berawal,
dari (godaan) syaitan yang terkutuk. Dengan menyebut Nama Allah, ya Allah
curahkanlah shalawat kepada Muhammad, serta salam sejahtera (baginya). Ya
Allah, bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu."
Mengangkat kedua tangan ketika melihat Baitullah (Ka'bah), karena hal ini
dikerjakan oleh 'Abdullah Ibnu 'Abbas, lalu berdo'a dengan do'a-do'a yang
mudah, dan jika berdo'a dengan apa yang dibacakan oleh 'Umar bin al-Khaththab,
itu adalah baik, yakni sebagai berikut:
اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَ مِنْكَ
السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ
"Ya Allah
Engkau adalah Penyelamat (hamba-hamba-Mu dari kebinasaan), dari Engkau pula
keselamatan diharapkan, maka kekalkanlah kami -wahai Rabb kami- dalam
keselamatan."
3.
Sunnah sunnah thawaf
·
Ber-idhthiba'
ketika
thawaf qudum atau thawaf umrah, yaitu me-masukkan kain ihram penutup pundak
dari bagian bawah ketiak kanan, lalu ujungnya diletakkan di atas pundak kiri,
dengan demikian pundak kanan-nya terbuka. Berdasarkan hadits Ya'la bin Umayyah
Radhiallaahu anhu:
"Bahwasanya Nabi Shalallaahu alaihi wasalam melaksanakan thawaf sambil ber-idhthiba'."
"Bahwasanya Nabi Shalallaahu alaihi wasalam melaksanakan thawaf sambil ber-idhthiba'."
·
Mengusap Hajar
Aswad, berdasarkan hadits 'Abdullah Ibnu 'Umar Radhiallaahu anhu , ia berkata:
"Aku melihat Rasulullah Shalallaahu alaihi
wasalam ketika tiba di Makkah, apabila telah mengusap Hajar Aswad, permulaan
thawafnya (yakni) beliau berlari-lari kecil sebanyak tiga putaran pertama dari
tujuh putaran thawaf."
"Aku melihat 'Umar bin al-Khaththab
Radhiallaahu anhu mencium Hajar Aswad dan ber-kata: 'Kalau saja bukan karena
aku melihat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menciummu, niscaya aku tidak
akan menciummu.'"
·
Sujud diatas
Hajar Aswad berdasarkan hadits 'Abdullah bin 'Umar, ia berkata:
"Aku
melihat 'Umar bin al-Khaththab mencium Hajar Aswad dan beliau sujud diatasnya,
lalu beliau kembali menciumnya dan sujud diatasnya lagi, kemudian berkata:
'Beginilah aku melihat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam .'"
·
Bertakbir
(mengucapkan "Allaahu Akbar",-Pent) pada setiap kali tiba di Hajar
Aswad berdasarkan hadits 'Ab-dullah bin 'Abbas Radhiallaahu anhu , ia berkata:
"Nabi
Shalallaahu alaihi wasalam melakukan thawaf di Baitul-lah dengan menunggang
seekor unta, setiap kali tiba di Hajar Aswad beliau memberikan isyarat
kepadanya dengan sesuatu yang ada padanya dan beliau bertakbir."
·
Berlari-lari
kecil pada tiga putaran per-tama thawaf qudum (thawaf umrah).
Dari 'Abdullah
bin 'Umar Radhiallaahu anhu, ia berkata:
"Bahwasanya Rasulullah Shalallaahu alaihi
wasalam apabila thawaf di Baitullah, thawaf yang pertama (thawaf qudum,-Pent),
beliau berlari-lari kecil pada tiga putaran dan berjalan (biasa) pada empat
putaran (terakhir,-Pent) dari Hijr ke Hijr."
·
Mengusap Rukun
Yamani berdasarkan hadits 'Abdullah bin 'Umar Radhiallaahu anhu , dia berkata:
"Aku tidak
pernah melihat Nabi Shalallaahu alaihi wasalam mengusap bagian dari Baitullah
(Ka'bah, -Pent), kecuali dua rukun Yamani."
·
Ketika berjalan
(dalam thawaf) antara rukun Yamani dan Hajar Aswad, membaca do'a dibawah ini:
"Ya Rabb
kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat, serta
peliharalah kami dari siksa api Neraka."
·
Shalat dua
rakaat sesudah thawaf dibelakang maqam Ibrahim, berdasarkan hadits 'Abdullah
bin 'Umar Radhiallaahu anhu, ia berkata:
"Rasulullah tiba (di Makkah,-Pent) lalu
melakukan thawaf mengelilingi Baitullah tujuh kali, kemudian shalat di belakang
maqam Ibrahim dua rakaat dan thawaf antara Shafa dan Marwah, dan (Ibnu 'Umar)
berkata: 'Sesungguh-nya pada (diri) Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam
terdapat suri teladan yang baik bagi kamu.'"
·
Membaca :
“Wattakhidzuu mimmaqaami Ibraahiima mushalla” di maqam Ibrahim sebelum
melaksanakan shalat dua rakaat.
·
Membaca
surat “Al-ikhlas dan Al-Kaafiruun” pada waktu sunnah thawaf.
Dua point
terakhir ini berdasarkan hadits Jabir Radhiallaahu anhu ketika menceritakan
tentang sifat/cara haji Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam :
"Bahwasanya Rasulullah Shalallaahu alaihi
wasalam ketika sampai di maqam Ibrahim beliau membaca...
·
Beriltizam
(meletakkan dada, wajah (pipi) dan kedua tangan) pada tembok Ka'bah yang berada
di antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah, berdasarkan hadits 'Amr bin Syu'aib,
dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata:
"Aku pernah
thawaf bersama 'Abdullah bin 'Amr, maka ketika selesai menger-jakan thawaf 7
putaran, kami shalat dibelakang Ka'bah, lalu kukatakan (padanya): 'Tidakkah
engkau mohon perlindungan kepada Allah dari siksaan api Neraka?' Ia berkata:
'Aku berlin-dung kepada Allah dari siksaan api Neraka.' Lalu dia ('Abdullah bin
'Amr bin al-'Ash, -Pent) terus berjalan kemudian mengusap Hajar Aswad, lalu
berdiri di antara Hajar Aswad dan pintu (Ka'bah,-Pent) serta menempelkan dada
dan kedua tangannya serta pipinya padanya (pada dinding Ka'bah,-Pent), lalu ia
ber-tutur: 'Beginilah aku melihat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam
berbuat.'"
·
Usai
melaksanakan shalat sunnah tha-waf, minum air zam-zam dan menu-angkannya diatas
kepala, berdasarkan pada hadits Jabir bin 'Abdillah Radhiallaahu anhu ,
bahwasanya Nabi Shalallaahu alaihi wasalam melakukan hal itu. Lagi pula Nabi
Shalallaahu alaihi wasalam telah bersabda:
"Air
zam-zam (akan bermanfat) sesuai dengan apa yang diniati ketika di-minum."
·
Setelah minum
air zam-zam kembali ke Hajar Aswad, lalu bertakbir dan menciumnya jika
memungkinkan, namun jika tidak, maka cukup dengan mengusapnya lalu mencium
tangan yang mengusapnya, dan jika tidak dapat mengusapnya, cukup dengan memberi
isyarat kepadanya.
4.
Sunnah sunnah sa’I
·
Ketika mendekati bukit Shafa, membaca:
"Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syi'ar Allah. Maka
barang-siapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada
dosa baginya mengerjakan sa'i antara kedua-nya. Dan barangsiapa yang
mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, sesungguhnya Allah
Mahamensykuri kebaikan lagi Mahamengetahui."
Kemudian mengucapkan:
نَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللَّهُ بِهِ
"Kami memulai dengan apa yang di-mulai oleh Allah."
·
Menaiki bukit Shafa lalu menghadap kearah kiblat dan mengucapkan:
3x (اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ
أكْبَرُ )
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَ لَهُ الْحَمْدُ يُحْيِ وَ يُمِيْتُ وَهُوَ
عَلَى كُلِّ شَىءٍ قَدِيْرٌ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ
وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَحَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ
·
Setelah membaca bacaan tersebut, ber-do'a kepada Allah dengan do'a
apa saja yang dikehendaki. Ulangi bacaan ini tiga kali dan berdo'a di antara
peng-ulangan-pengulangan itu.
·
Berlari di antara dua tanda (lampu hijau) dengan lari cukup keras.
·
Jika seorang membaca do'a dibawah ini tatkala melaksanakan sa'i,
maka tidaklah mengapa, karena telah diri-wayatkan secara shahih dari sejumlah
salaf bahwa mereka membacanya, yaitu:
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ
إِنَّكَ أَنْتَ اْلأَعَزُّ اْلأَكْرَمُ
"Ya Rabb-ku ampuni dan rahmatilah (aku). Sesungguhnya Engkaulah yang
paling Perkasa dan paling Mulia."
0 comments:
Post a Comment