Ketika
imam Ghazali bertanya kepada murid-muridnya, apa yang paling dekat dengan kita,
berbagai macam jawaban diserikan oleh murid-muridnya. Salah satu mereka
menjawab orang tua, dan lain-lain. Namun tidak satupun dari jawaban mereka yang
benar. Menurut imam ghazali jawaban yang paling benar dari pertanyaan tersebut
adalah kematian. Kematian adalah yang paling dekat pada kita karena
tidak seorangpun yang dapat menghindarinya. Kematian adalah hal yang pasti datangnya, hanya masalah perbedaan waktu kapan datangnya. Sekarang, satu hari akan datang, satu minggu akan dating, satu bulan kan datang, satu tahun akan datang atau kapankah itu yang jelas tidak satupun yang bisa menghindari kematian. Tumbuhan, hewan manusia, bahkan malaikat dan jin pun akan mati.
tidak seorangpun yang dapat menghindarinya. Kematian adalah hal yang pasti datangnya, hanya masalah perbedaan waktu kapan datangnya. Sekarang, satu hari akan datang, satu minggu akan dating, satu bulan kan datang, satu tahun akan datang atau kapankah itu yang jelas tidak satupun yang bisa menghindari kematian. Tumbuhan, hewan manusia, bahkan malaikat dan jin pun akan mati.
Jika
melihat apa sebenarnya kematian itu? Kenapa ia dekat? Kenapa kita harus
mempersiapkannya bukankah kita masih sehat? Kita masih di dunia, kenapa tidak
mempersiapkan untuk kehidupan di dunia saja?
Banyak
definisi kematian itu sendiri, ada yang mengatakan kemtian adalah terlepasnya
roh dari badan. Ada juga yang mengatakan bahwa kematian adalah berpindahnya
seseorang dari alam dunia ke alam kubur. Ada yang mengatakan bahwa kematian
adalah jiwa manusia telah dipanggil untuk menghadap tuhannya. Bisa juga
kematian adalah habisnya jatah waktu yang diberikan tuhan.
Dari
beberapa definisi tersebut yang menunjukkan bahwa kematian adalah yang paling
dekat dengan kita adalah definisi yang terakhir. Jika kematian adalah habisnya
jatah waktu yang diberikan kepada kita maka setiap tahun kita telah mati,
setiap bulan kita telah mati, setiap minggu kita telah mati, setiap hari kita
telah mati, setiap detik kita telah mati bahkan setiap satu per sekian detik
kita telah mati. kita telah mati pada setiap waktunya karena waktu yang kita
miliki semakin berkurang. Satu detik kemudian waktu yang kita miliki habis satu
detik. Satu hari kemudian waktu yang kita miliki habis satu hari dan begitulah
seterusnya.
Hal
tersebut menunjukkan bahwa kemanapun kita pergi, apapun aktivitas yang kita
lakukan, kita selalu ditemani oleh kematian. Kematian selalu mengikuti langkah
dan gerak kita. Jika memang demikian adanya bukankah sepantasnya kita
mempersiapkannya agar kita mendapat apa yang dinamakan husnul hotimah.
Wallahu a’lam bis
showab.
0 comments:
Post a Comment