KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah,
Tuhan semesta alam. Sholawat serta salam semoga selalu
dilimpahkan
kepada Rasulullah SAW dan kepada keluarganya serta para
sahabat-sahabatnya. Berkat rahmat dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kita
mohon ampun kepada Alloh
untuk kita sendiri, kedua orang tua kita dan bagi kaum muslimin dari
setiap dosa berupa perkataan dan perbuatan serta bertaubat kepada-Nya
dari setiap maksiat, yaitu taubatnya seorang hamba yang tak mampu
memberikan petunjuk bagi dirinya dan yang tak dapat menolak
kesesatan dari dirinya.
Makalah
ini sangat sederhana sekali dan topik pembahasannya sedikit.
Maka, apabila ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini, itu karena
kebodohan penulis, tiada kata yang terindah melainkan ribuan
permohonan maaf yang sebesar–besarnya atas segala kesalahan dan
kekurangannya.
Pada akhirnya,
diharapkan makalah ini menjadi manfaat bagi penulis, semua pembaca
dan seluruh ummat Nabi Muhammad SAW.
Malang,
15 Desember 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR
ISI……...................................................................................................2
BAB
I PENDAHULUAN……………..................................................…3
BAB
II PEMBAHASAN.............................................................................4
BAB
III PENUTUP.......................................................................................9
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................10
BAB I
PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Sesunguhnya
strategi untuk memerangi dunia Islam jauh telah dimulai ketika
orang-orang Barat mulai merasakan kekuatan Islam dan kaum Muslimin.
Demikian juga ketika ideology Islam telah melekat dalam diri kaum
muslim, sehingga Islam mampu menyebar dan meluas. Ini yang dirasakan
kaum Nasrani sebagai benteng penghalang bagi proyek kristenisasi dan
kolonialisasi yang ingin mereka wujudkan. Untuk itu, mereka merancang
strategi dengan mengubah bentuk penyerangan yang semula perang fisik
beralih kepada perang pemikiran (Ghozwul
Fikri). Orientalisme
adalah pengusung utama perang pemikiran tersebut. Pola yang
dijalankan adalah menyusupkan pemikiran yang bertujuan merusak
akidah, pemikiran, akal pikiran dan hati umat Islam agar meragukan
kebenaran ajaran agamanya sendiri.
B.
Rumusan
Masalah
Dalam
pembahasan makalah ini agar tidak terlalu melebar dan mendapatkan
hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan, maka
penulis
membuat
rumusan masalah sebagai berikut:
“Kajian Orientalis
Tentang Al-Qur’an”.
C. Tujuan
Makalah ini disusun
bukan sekedar untuk penyelesaian tugas tapi juga untuk merperdalam
materi yang ada di dalamnya serta untuk merperkaya khazanah keilmuan
islam.
BAB
II
PEMBAHASAN
- Pengertian Orientalisme
Kata
orientalisme adalah kata yang dinisbatkan kepada sebuah studi/atau
penelitian yang dilakukan oleh selain orang timur terhadap berbagai
disiplin keilmuan ketimuran, baik bahasa, agama, sejarah dan
permasalahan-permasalahan sosio-kultural bangsa Timur. Ada juga yang
mengatakan orientalisme adalah suatu disiplin ilmu yang membahas
tentang ketimuran.
- Siapa Orientalis?
Kata
orientalis identik digunakan bagi para ilmuwan Barat yang mempelajari
hal-hal ketimuran dalam berbagai aspek, baik bahasa, kebiasaan,
peradaban, terlebih agama-agamanya.
Secara
umum bisa didefinisikan bahwa orientalis adalah “Sekelompok orang
atau golongan yang berasal dari negara-negara dan ras yang
berbeda-beda yang mengkonsentrasikan diri dalam berbagai kajian
ketimuran, khusunya dalam hal keilmuan, peradaban dan agama,
khususnya negara Arab, Cina, Persia dan India.
Dalam
perkembangan selanjutnya, kata ini identik ditujukan kepada
orang-orang Kristen yang sangat berkeinginan untuk melakukan studi
terhadap Islam dan bahasa Arab.
- Garapan Orientalisme
Garapan
Orientalisme dimulai dengan mempelajari bahasa Arab dan Islam serta
berujung –setelah perluasan kolonialis Barat di Timur- pada studi
seluruh agama-agama Timur, adat istiadat, peradaban, geografi dan
tradisi-tradisi serta penguasaan bahasa yang paling populer digunakan
oleh bangsa Timur. Sekalipun pada hakikatnya Islamlah yang paling
menarik perhatian mereka sampai detik ini, baik buadayanya maupun
peradabannya, sebagai imbas motif utama kaum orientalis yaitu
mengkaji agama dan politik bangsa timur. Demikian, di samping motif
perluasan kawasan jajahan dalam menyebarkan orientalisme, tetap saja
Islam dan peradabannya merupakan faktor dominan yang menarik
perhatian para orientalis.
- Pandangan Orientalis Terhadap Al-Qur’an
Orientalis
menuduh bahwa Al-Qur’an bukanlah wahyu dari Alloh, melainkan
karangan pribadi Nabi Muhammad sendiri. Kritik dan tuduhan kamu
paganis makkah turut mereka ungkap kembali, meskipun Al-Qur’an
telah mematah-matahkannya sejak empat belas abad yang silam.
Di
antara orientalis yang banyak melakukan studi tentang Al-Qur’an
ialah George Sale.
Dalam
mukaddimah terjemahan Al-Qur’an versi Inggris yang merupakan buah
karyanya yang diterbitkan tahun 1736 M, Sale menulis,
“Adapun
mengenai Muhammad, yang pada hakikatnya sebagai penyusun Al-Qur’an
dan penemu utamanya adalah masalah yang tidak dapat dibantah,
meskipun tidak mengenyampingkan bantuan yang diperolehnya dari orang
lain yang tidak sedikit. Hal ini jelas terlihat dari sikapkaumnya
yang tidak pernah diam memprotesnya sehubungan dengan masalah
tersebut.”
Ungkapan
George Sale itu, bila diperhatikan tidak ubahnya seperti apa yang
dituduhkan oleh pentolan-pentolan paganis makkah yang diinventarisasi
oleh Al-Qur’an seperti tertera dalam surat An-Nahl ayat 103. Yang
menjadi problem besar, suara G. Sale ini sangat berpengaruh dan
mengalami sukses besar di Eropa. Kasmiere Skey, seoarang orientalis
lain, menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa Prancis tahun 1841 M,
menjiplak mukaddimah G. Sale ke dalam mukaddimah versi Prancis itu.
Tulisan itu sempat bertahan lama dan diyakini kebenarannya secara
ilmiah oleh para orientalis, karena menurut mereka tulisan itu
mengandung uraian komprehensif tentang Dinul Islam.
Dengan
keyakinan bahwa Al-Qur’an bukanlah wahyu, seorang orientalis
Inggris Alfred Geom beserta para pengikutnya mengatakan: “Bahwa
Muhammad pada awalnya mempelajari kitab suci Injil dan Taurat”.
Sebagai bukti, bahwa Maryam, ibu Isa as. adalah orang yang sama
dengan Maryam saudara perempuan Harun, berdasar kepada firman Alloh
SWT: “Hai
saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang
jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina.”
Dari
ayat di atas Alfred menyimpulkan bahwa Maryam adalh Ibu Nabi Isa as.
saudara perempuan Nabi Harun as. Padahal umat Islam memahami maksud
ayat ini adalah perempuan lain dari saudara Nabi Harun as. bukan
Maryam Ibu Isa as., dimana buku-buku sejarah membuktikan bahwa mereka
bukan orang yang sama dengan perbedaan zaman yang jauh di antara
keduanya. Namun mereka tetap saja meyakini kesimpulan mereka guna
menuduh bahwasanya Muhammad SAW. dalam membuat Al-Qur’an bersandar
kepada beberapa sumber yang telah ada dan tidak hubungannya dengan
wahyu sebagaiamana yang diturunkan kepada Nabi-Nabi sebelumnya.
Hal
yang sangat mengherankan, bila kita meneliti akar kata saudara, kita
akan menemukan bahwa arti saudara, kita akan menemukan bahwa arti
saudara tidak sebatas hubungan kekerabatan, akan tetapi juga bermakna
serupa atau mirip.
Sungguh
Maryam merupakan seorang perempuan yang sangat terkenal dengan sikap
waro’ dan ketakwaannya. Dia salah satu perempuan yang diceritakan
Al-Qur’an, dikabulkan do’anya, diberi rizqi yang baik,
dianugerahi keturunan yang baik dan dirawat di tempat yang suci.
Perangainya ini menyerupai akhlak Harun as. dalam sikap waro’ dan
ketakwaannya.
Kala
Maryam hamil Isa as. dalam kondisi tidak bersuami, masyarakat di
sekitar menuduhnya melakukan perbuatan keji dan merasa heran padahal
Maryam terkenal dengan kesucian dan kebersihannya. Mereka mengatakan:
“Bagaimana
munkin hal ini bisa terjadi sedangkan engkau adalah serupa dengan
Harun dalam ibadah dan kesuciannya?”
Sungguh
para orientalis itu telah menyimpang jauh, padahal mereka tidak
memahami ayat-ayat Al-Qur’an secara benar dan tidak menguasai
bahasa Arab dengan baik, -padahal mereka mengaku orang-orang yang
ahli dalam bahasa Arab- sehingga menimbulkan kesalahan yang
menunjukkan kebodohan mereka. Terbukti bahwa ayat-ayat Al-Qur’an
tersebut tidak mengisyaratkan bahwa Rosululloh SAW. mengatakan
perempuan itu adalah saudara Musa dan Harun, serta tidak ada satupun
bukti bahwa beliau memelajari alkitab ataupun menelaahnya.
Dengan
ini jelas, bahwa Al-Qur’an adalah wahyu Alloh yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW. melalui Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad
bukanlah pencipta Al-Qur’an, apalagi mengambil alkitab sebagai
rujukan dalam pembuatan Al-Qur’an.
- Sikap Islam Terhadap Orientalisme
Untuk
menyikapinya kita harus bergerak dengan kerja nyata juga karena
sesungguhnya mereka bekerja dan bukan berangan-angan.
Berikut
ini adalah langkah-langkah yang dapat ditempuh.
- Para Ulama’ Islam, peneliti, pemikir yang pakar dalam dunia tulis menulis karya ilmiah, hendaknya mempersembahkan bagi dunia Islam informasi-informasi keislaman yang akurat dan benar tentang Islam.
- Hendaknya karya tulis ini memenuhi kaidah-kaidah penelitian, keluasan wawasan, kedalaman berpikir, keakuratan dan kebenaran sumber yang digunakan serta mengandung sisi-sisi ketekunana yang jauh dari kekeliuran dan cela dari sisi ilmiahnya.
- Hendaknya Ulama’ Islam melakukan bantahan terhadap karya-karya orientalis, sehingga bisa tersingkap kesalahan dan kerancuannya. Membenarkan kesalahpahamannya dalam memahami teks dan makna-makna Al-Qur’an, sehingga bisa tampak di hadapan semua manusia kelemahan sumber-sumber yang dijadikan acuan oleh mereka. Meruntuhkan kesimpulan pemikiran mereka sehingga bisa menampakkan hakikat yang mereka sembunyikan dalam jiwa-jiwa mereka berupa permusuhan terhadap Islam dengan tujuan politik, agama dan dakwah mereka.
- Koreksi Ilmiah yang dilakukan terhadap karya-karya orientalis tersebut hendaknya berdasarkan cara yang ilmiah pula, jauh dari sikap mencaci maki, menghormati dengan kata-kata yang tenang, tidak memprovokasi, jauh dari sikap olok-olok, menuduh dan prasangka. Karena itu semua bisa menghilangkan nilai keilmiahan dalam kritiknya.
- Dala menghadapi medan peperangan pemikiran ini, kitapun mesti mempunyai perangkat-perangkat dakwah dan studi sebagai berikut:
- Secepat munkin kita harus mampu mempersembahkan bagi umat muslim di timur maupun di barat sebuah dairatul ma’ariful islamiyyah (ruang lingkup pngetahuan islam) tandingan, yang ditulis para ulama islam yang pakar dalam sejarah islam dari seluruh negara islam
- Menerbitkan kamus fiqh islam
- Menerbitkan majalah yang khusus meneliti orientalisme
- Menerbitkan buku-buku keislaman dalam berbagai bahasa global yang banyak digunakan manusia
- Memepersiapkan penerjemahan ilmu-ilmu keislaman yang benar khususnya makna kata-kata dalam al-quran dengan berbagai bahasa untuk meluruskan brbagai penerjemahan yang beredar sekarang dalam berbagai bahasa, yang disusun oleh sebahagian orientalis
- Menyeleksi hadis-hadis nabi pilihan yang teruji validitas hukumnya, untuk kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa global dengan makna kata-kata dalam al-quran yang dapat menjadi panduan bagi kaum muslim yang hendak memahami islam secara benar dari sumbernya yang asli
- Membersihkan celah-celah pemikiran dari turats islam khususnya dalam bidang tafsir
- Membersihkan celah-celah pemikiran dari turats islam khususnya dalam bidang tafsir.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Makalah
ini sangat sederhana masih banyak kekurangannya, topik pembahasannya
sedikit dan telah diusahakan menggunakan
bahasa yang sangat efisien. Dengan membaca makalah ini jangan
menyangka anda telah banyak mengetahui banyak hal tetapi anda boleh
mengatakan bahwa anda telah mengetahui hal yang terpenting dalam
masalah “Kajian
Orintalis Tentang Al-Qur’an”.
Penyusunan
makalah ini disusun oleh mahasiswa yang baru belajar maka dari itu
bagi semua pihak, baik dosen maupun mahasiswa serta para pembaca pada
umumnya, kami harapkan kiranya memberikan koreksi yang bersifat
membangun demi menyempurnakan makalah ini. Dan apabila ada kesalahan
dalam membuat makalah ini, maka penulis mohon maaf yang
sebesar–besarnya atas segala kesalahan-kesalahan
penulis.
Dan semoga makalah
ini memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca pada
umumnya, Amin ...!
B.
SARAN-SARAN
Dalam
pembahasan akhir karya ilmiah ini, penulis menyarankan beberapa hal
di antaranya ialah:
- Penulis berharap setelah membahas makalah ini yang membahas “Kajian Orintalis Tentang Al-Qur’an”. bisa menambah ilmu pengetahuan kepada semua pembaca makalah ini.
- Hendaklah makalah ini dapat dikaji lagi lebih mendalam oleh para pembaca dan apa yang penulis angkat dalam makalah ini walaupun sedikit dan masih banyak kekurangannya.
- Penulis berharap mendapat kritikan yang dapat membangun semangat kita untuk lebih giat lagi dalam menuntut ilmu sebagai bekal untuk menuju kehidupan yang abadi.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Badawi,
Hasan Abdurro’uf dan Abdurrohman Ghiroh. 2007. Orientalisme
dan Misionarisme: Menelikung Pola Pikir Umat Islam. Bandung,
PT Remaja Rosdakarya.
Al-Maidani,
Abdurrohman Hasan. 1402 H, Sekulerisme:
Kemunculan, Perkembangan dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Islam
Modern. Makkah
Mukarromah.
At-Tahthowy,
Muhammad Izzat. 1977 M. At-Tabsyir
Wal-Istisyroq, Serangan Terhadap Nabi Muhammad dan Dunia Islam.
Kairo,
Majma Buhuts Islam.
Rasyid,
Daud. 2006. Pembaharuan
Islam dan Orientalisme dalam Sorotan. Bandung,
Syamil.
Zaqzuq,
Mahmud. 1989 M. Orientaisme
dan Keterbelakangan Berpikir Menghadapi Pergulatan Peradaban. Kairo,
Dar el-Manar.
0 comments:
Post a Comment