Thursday, April 25, 2013

al-Qur'an dan Orientalis

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Sholawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada Rasulullah SAW dan kepada keluarganya serta para sahabat-sahabatnya. Berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kita mohon ampun kepada Alloh untuk kita sendiri, kedua orang tua kita dan bagi kaum muslimin dari setiap dosa berupa perkataan dan perbuatan serta bertaubat kepada-Nya dari setiap maksiat, yaitu taubatnya seorang hamba yang tak mampu memberikan petunjuk bagi dirinya dan yang tak dapat menolak kesesatan dari dirinya.
Makalah ini sangat sederhana sekali dan topik pembahasannya sedikit. Maka, apabila ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini, itu karena kebodohan penulis, tiada kata yang terindah melainkan ribuan permohonan maaf yang sebesar–besarnya atas segala kesalahan dan kekurangannya.
Pada akhirnya, diharapkan makalah ini menjadi manfaat bagi penulis, semua pembaca dan seluruh ummat Nabi Muhammad SAW.








Malang, 15 Desember 2011



Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI……...................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN…………..................................................…3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................4
BAB III PENUTUP.......................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
























BAB I
PENDAHULAN

A. Latar Belakang
Sesunguhnya strategi untuk memerangi dunia Islam jauh telah dimulai ketika orang-orang Barat mulai merasakan kekuatan Islam dan kaum Muslimin. Demikian juga ketika ideology Islam telah melekat dalam diri kaum muslim, sehingga Islam mampu menyebar dan meluas. Ini yang dirasakan kaum Nasrani sebagai benteng penghalang bagi proyek kristenisasi dan kolonialisasi yang ingin mereka wujudkan. Untuk itu, mereka merancang strategi dengan mengubah bentuk penyerangan yang semula perang fisik beralih kepada perang pemikiran (Ghozwul Fikri). Orientalisme adalah pengusung utama perang pemikiran tersebut. Pola yang dijalankan adalah menyusupkan pemikiran yang bertujuan merusak akidah, pemikiran, akal pikiran dan hati umat Islam agar meragukan kebenaran ajaran agamanya sendiri.
B. Rumusan Masalah
Dalam pembahasan makalah ini agar tidak terlalu melebar dan mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
Kajian Orientalis Tentang Al-Qur’an”.
C. Tujuan
Makalah ini disusun bukan sekedar untuk penyelesaian tugas tapi juga untuk merperdalam materi yang ada di dalamnya serta untuk merperkaya khazanah keilmuan islam.







BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Orientalisme
Kata orientalisme adalah kata yang dinisbatkan kepada sebuah studi/atau penelitian yang dilakukan oleh selain orang timur terhadap berbagai disiplin keilmuan ketimuran, baik bahasa, agama, sejarah dan permasalahan-permasalahan sosio-kultural bangsa Timur. Ada juga yang mengatakan orientalisme adalah suatu disiplin ilmu yang membahas tentang ketimuran.

  1. Siapa Orientalis?
Kata orientalis identik digunakan bagi para ilmuwan Barat yang mempelajari hal-hal ketimuran dalam berbagai aspek, baik bahasa, kebiasaan, peradaban, terlebih agama-agamanya.
Secara umum bisa didefinisikan bahwa orientalis adalah “Sekelompok orang atau golongan yang berasal dari negara-negara dan ras yang berbeda-beda yang mengkonsentrasikan diri dalam berbagai kajian ketimuran, khusunya dalam hal keilmuan, peradaban dan agama, khususnya negara Arab, Cina, Persia dan India.
Dalam perkembangan selanjutnya, kata ini identik ditujukan kepada orang-orang Kristen yang sangat berkeinginan untuk melakukan studi terhadap Islam dan bahasa Arab.

  1. Garapan Orientalisme
Garapan Orientalisme dimulai dengan mempelajari bahasa Arab dan Islam serta berujung –setelah perluasan kolonialis Barat di Timur- pada studi seluruh agama-agama Timur, adat istiadat, peradaban, geografi dan tradisi-tradisi serta penguasaan bahasa yang paling populer digunakan oleh bangsa Timur. Sekalipun pada hakikatnya Islamlah yang paling menarik perhatian mereka sampai detik ini, baik buadayanya maupun peradabannya, sebagai imbas motif utama kaum orientalis yaitu mengkaji agama dan politik bangsa timur. Demikian, di samping motif perluasan kawasan jajahan dalam menyebarkan orientalisme, tetap saja Islam dan peradabannya merupakan faktor dominan yang menarik perhatian para orientalis.

  1. Pandangan Orientalis Terhadap Al-Qur’an
Orientalis menuduh bahwa Al-Qur’an bukanlah wahyu dari Alloh, melainkan karangan pribadi Nabi Muhammad sendiri. Kritik dan tuduhan kamu paganis makkah turut mereka ungkap kembali, meskipun Al-Qur’an telah mematah-matahkannya sejak empat belas abad yang silam. Di antara orientalis yang banyak melakukan studi tentang Al-Qur’an ialah George Sale.
Dalam mukaddimah terjemahan Al-Qur’an versi Inggris yang merupakan buah karyanya yang diterbitkan tahun 1736 M, Sale menulis,
“Adapun mengenai Muhammad, yang pada hakikatnya sebagai penyusun Al-Qur’an dan penemu utamanya adalah masalah yang tidak dapat dibantah, meskipun tidak mengenyampingkan bantuan yang diperolehnya dari orang lain yang tidak sedikit. Hal ini jelas terlihat dari sikapkaumnya yang tidak pernah diam memprotesnya sehubungan dengan masalah tersebut.”
Ungkapan George Sale itu, bila diperhatikan tidak ubahnya seperti apa yang dituduhkan oleh pentolan-pentolan paganis makkah yang diinventarisasi oleh Al-Qur’an seperti tertera dalam surat An-Nahl ayat 103. Yang menjadi problem besar, suara G. Sale ini sangat berpengaruh dan mengalami sukses besar di Eropa. Kasmiere Skey, seoarang orientalis lain, menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa Prancis tahun 1841 M, menjiplak mukaddimah G. Sale ke dalam mukaddimah versi Prancis itu. Tulisan itu sempat bertahan lama dan diyakini kebenarannya secara ilmiah oleh para orientalis, karena menurut mereka tulisan itu mengandung uraian komprehensif tentang Dinul Islam.
Dengan keyakinan bahwa Al-Qur’an bukanlah wahyu, seorang orientalis Inggris Alfred Geom beserta para pengikutnya mengatakan: “Bahwa Muhammad pada awalnya mempelajari kitab suci Injil dan Taurat”. Sebagai bukti, bahwa Maryam, ibu Isa as. adalah orang yang sama dengan Maryam saudara perempuan Harun, berdasar kepada firman Alloh SWT: “Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina.”
Dari ayat di atas Alfred menyimpulkan bahwa Maryam adalh Ibu Nabi Isa as. saudara perempuan Nabi Harun as. Padahal umat Islam memahami maksud ayat ini adalah perempuan lain dari saudara Nabi Harun as. bukan Maryam Ibu Isa as., dimana buku-buku sejarah membuktikan bahwa mereka bukan orang yang sama dengan perbedaan zaman yang jauh di antara keduanya. Namun mereka tetap saja meyakini kesimpulan mereka guna menuduh bahwasanya Muhammad SAW. dalam membuat Al-Qur’an bersandar kepada beberapa sumber yang telah ada dan tidak hubungannya dengan wahyu sebagaiamana yang diturunkan kepada Nabi-Nabi sebelumnya.
Hal yang sangat mengherankan, bila kita meneliti akar kata saudara, kita akan menemukan bahwa arti saudara, kita akan menemukan bahwa arti saudara tidak sebatas hubungan kekerabatan, akan tetapi juga bermakna serupa atau mirip.
Sungguh Maryam merupakan seorang perempuan yang sangat terkenal dengan sikap waro’ dan ketakwaannya. Dia salah satu perempuan yang diceritakan Al-Qur’an, dikabulkan do’anya, diberi rizqi yang baik, dianugerahi keturunan yang baik dan dirawat di tempat yang suci. Perangainya ini menyerupai akhlak Harun as. dalam sikap waro’ dan ketakwaannya.
Kala Maryam hamil Isa as. dalam kondisi tidak bersuami, masyarakat di sekitar menuduhnya melakukan perbuatan keji dan merasa heran padahal Maryam terkenal dengan kesucian dan kebersihannya. Mereka mengatakan: “Bagaimana munkin hal ini bisa terjadi sedangkan engkau adalah serupa dengan Harun dalam ibadah dan kesuciannya?”
Sungguh para orientalis itu telah menyimpang jauh, padahal mereka tidak memahami ayat-ayat Al-Qur’an secara benar dan tidak menguasai bahasa Arab dengan baik, -padahal mereka mengaku orang-orang yang ahli dalam bahasa Arab- sehingga menimbulkan kesalahan yang menunjukkan kebodohan mereka. Terbukti bahwa ayat-ayat Al-Qur’an tersebut tidak mengisyaratkan bahwa Rosululloh SAW. mengatakan perempuan itu adalah saudara Musa dan Harun, serta tidak ada satupun bukti bahwa beliau memelajari alkitab ataupun menelaahnya.
Dengan ini jelas, bahwa Al-Qur’an adalah wahyu Alloh yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad bukanlah pencipta Al-Qur’an, apalagi mengambil alkitab sebagai rujukan dalam pembuatan Al-Qur’an.

  1. Sikap Islam Terhadap Orientalisme
Untuk menyikapinya kita harus bergerak dengan kerja nyata juga karena sesungguhnya mereka bekerja dan bukan berangan-angan.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat ditempuh.
  1. Para Ulama’ Islam, peneliti, pemikir yang pakar dalam dunia tulis menulis karya ilmiah, hendaknya mempersembahkan bagi dunia Islam informasi-informasi keislaman yang akurat dan benar tentang Islam.
  2. Hendaknya karya tulis ini memenuhi kaidah-kaidah penelitian, keluasan wawasan, kedalaman berpikir, keakuratan dan kebenaran sumber yang digunakan serta mengandung sisi-sisi ketekunana yang jauh dari kekeliuran dan cela dari sisi ilmiahnya.
  3. Hendaknya Ulama’ Islam melakukan bantahan terhadap karya-karya orientalis, sehingga bisa tersingkap kesalahan dan kerancuannya. Membenarkan kesalahpahamannya dalam memahami teks dan makna-makna Al-Qur’an, sehingga bisa tampak di hadapan semua manusia kelemahan sumber-sumber yang dijadikan acuan oleh mereka. Meruntuhkan kesimpulan pemikiran mereka sehingga bisa menampakkan hakikat yang mereka sembunyikan dalam jiwa-jiwa mereka berupa permusuhan terhadap Islam dengan tujuan politik, agama dan dakwah mereka.
  4. Koreksi Ilmiah yang dilakukan terhadap karya-karya orientalis tersebut hendaknya berdasarkan cara yang ilmiah pula, jauh dari sikap mencaci maki, menghormati dengan kata-kata yang tenang, tidak memprovokasi, jauh dari sikap olok-olok, menuduh dan prasangka. Karena itu semua bisa menghilangkan nilai keilmiahan dalam kritiknya.
  5. Dala menghadapi medan peperangan pemikiran ini, kitapun mesti mempunyai perangkat-perangkat dakwah dan studi sebagai berikut:
  1. Secepat munkin kita harus mampu mempersembahkan bagi umat muslim di timur maupun di barat sebuah dairatul ma’ariful islamiyyah (ruang lingkup pngetahuan islam) tandingan, yang ditulis para ulama islam yang pakar dalam sejarah islam dari seluruh negara islam
  2. Menerbitkan kamus fiqh islam
  3. Menerbitkan majalah yang khusus meneliti orientalisme
  4. Menerbitkan buku-buku keislaman dalam berbagai bahasa global yang banyak digunakan manusia
  5. Memepersiapkan penerjemahan ilmu-ilmu keislaman yang benar khususnya makna kata-kata dalam al-quran dengan berbagai bahasa untuk meluruskan brbagai penerjemahan yang beredar sekarang dalam berbagai bahasa, yang disusun oleh sebahagian orientalis
  6. Menyeleksi hadis-hadis nabi pilihan yang teruji validitas hukumnya, untuk kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa global dengan makna kata-kata dalam al-quran yang dapat menjadi panduan bagi kaum muslim yang hendak memahami islam secara benar dari sumbernya yang asli
  7. Membersihkan celah-celah pemikiran dari turats islam khususnya dalam bidang tafsir
  1. Membersihkan celah-celah pemikiran dari turats islam khususnya dalam bidang tafsir.











BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Makalah ini sangat sederhana masih banyak kekurangannya, topik pembahasannya sedikit dan telah diusahakan menggunakan bahasa yang sangat efisien. Dengan membaca makalah ini jangan menyangka anda telah banyak mengetahui banyak hal tetapi anda boleh mengatakan bahwa anda telah mengetahui hal yang terpenting dalam masalah “Kajian Orintalis Tentang Al-Qur’an”.
Penyusunan makalah ini disusun oleh mahasiswa yang baru belajar maka dari itu bagi semua pihak, baik dosen maupun mahasiswa serta para pembaca pada umumnya, kami harapkan kiranya memberikan koreksi yang bersifat membangun demi menyempurnakan makalah ini. Dan apabila ada kesalahan dalam membuat makalah ini, maka penulis mohon maaf yang sebesar–besarnya atas segala kesalahan-kesalahan penulis.
Dan semoga makalah ini memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya, Amin ...!
B. SARAN-SARAN
Dalam pembahasan akhir karya ilmiah ini, penulis menyarankan beberapa hal di antaranya ialah:
  1. Penulis berharap setelah membahas makalah ini yang membahas “Kajian Orintalis Tentang Al-Qur’an”. bisa menambah ilmu pengetahuan kepada semua pembaca makalah ini.
  2. Hendaklah makalah ini dapat dikaji lagi lebih mendalam oleh para pembaca dan apa yang penulis angkat dalam makalah ini walaupun sedikit dan masih banyak kekurangannya.
  3. Penulis berharap mendapat kritikan yang dapat membangun semangat kita untuk lebih giat lagi dalam menuntut ilmu sebagai bekal untuk menuju kehidupan yang abadi.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Badawi, Hasan Abdurro’uf dan Abdurrohman Ghiroh. 2007. Orientalisme dan Misionarisme: Menelikung Pola Pikir Umat Islam. Bandung, PT Remaja Rosdakarya.
Al-Maidani, Abdurrohman Hasan. 1402 H, Sekulerisme: Kemunculan, Perkembangan dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Islam Modern. Makkah Mukarromah.
At-Tahthowy, Muhammad Izzat. 1977 M. At-Tabsyir Wal-Istisyroq, Serangan Terhadap Nabi Muhammad dan Dunia Islam. Kairo, Majma Buhuts Islam.
Rasyid, Daud. 2006. Pembaharuan Islam dan Orientalisme dalam Sorotan. Bandung, Syamil.
Zaqzuq, Mahmud. 1989 M. Orientaisme dan Keterbelakangan Berpikir Menghadapi Pergulatan Peradaban. Kairo, Dar el-Manar.



0 comments:

Post a Comment